Haloo semua, bagaimana hari-hari yang sudah dijalani di awal tahun 2016 ini? Kalau aku udah banyak, masih hidup, bertambah kenalan dan ...

Tentang Puisi Lihatlah Keluar Halaman


 Haloo semua, bagaimana hari-hari yang sudah dijalani di awal tahun 2016 ini? Kalau aku udah banyak, masih hidup, bertambah kenalan dan masih terus bisa berkarya. Ga pernah bosan bilang makasih buat yang baca blogku, buat yang baru baca juga makasih, buat yang belum baca, nanti aja makasihnya kalau udah baca yah. Ummak ummak ummak.


 Lihatlah Keluar Halaman, puisi tentang Natal yang kubuat. Kenapa bertema Natal? Karena aku Katholik dan baru saja merayakan Natal, kenapa ga sekalian aja buat puisi. Puisi ini tiap baitnya terbagi dalam cerita-cerita yang berbeda. Dalam sukacita perayaan hari raya, di luarnya ada juga kisah-kisah yang berbeda yang dijalani tiap orang.


 Bersyukur lah masih bisa merayakan hari raya dengan kebahagian, berkumpul merasakan kehangatan bersama keluarga, masih tercukupi segala kebutuhannya dan tetap dalam kondisi kesehatan yang baik, sebab di luar sana ada orang yang tidak turut merasakannya, ada orang yang terus berjuang hanya sekedar untuk hidup, ada orang yang tidak bisa bertemu dengan keluarganya, atau ada orang yang cemas terhadap nasib orang yang dicintainya di perayaan hari raya yang seharusnya ia jalani dengan sukacita dan kebahagian. Puisi ini menceritakan sedikit dari banyaknya kisah-kisah yang harus kita renungkan dan terkadang harus kita bantu di luar kebahagiaan yang kita rasakan.


 Puisi kali ini aku buat trik khusus dalam membacanya, jadi tiap baris pertama dalam tiap baitnya itu, kalau diambil akan menjadi sebuah kalimat pesan bila diartikan, “Dalam kerlap-kerlip cemara, berhiaskan pernak-pernik indah, diiringi nyanyian sukacita, serta kado yang didapatkan pada malam yang sungguh indah, banyak dari kita lupa bahwa tidak semua merasakannya.” (Richard Stevanus Sitio)



2 komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.