Sore itu berdua kita hanya duduk saling diam ditaman, Menikmati kesunyian berdua yang terasa nyaman. Pembicaraan tokoh dalam s...

Suatu Sore Di Taman


Sore itu berdua kita hanya duduk saling diam ditaman,

Menikmati kesunyian berdua yang terasa nyaman.

Pembicaraan tokoh dalam suatu peran menciptakan sebuah keyakinan,

Kita tidak perlu mengoceh apa saja untuk merasa nyaman,

Ketika menemukan orang yang istimewa ,

kita dapat diam sebentar dan berbagi ketenangan.



Waktu mengajarkan untuk saling memahami,

Tentang kita, mahluk yang tercipta berbeda.

Sosok periangku yang mustahil untuk duduk tenang,

Serta ketiada sukaan akan percakapan yang bersifat retoris.

Engkau wanita rakus dalam melahap buku,

Semakin menggebu disetiap diskusi beda pandangan.



Keramaian menjadi bahasan kita dalam diam sore itu,

Memperhatikan tiap kisah yang hadir dalam pandang.

Pria yang begitu tenang berbaring direrumputan sambil menatap awan.

Wanita yang pipinya memerah sebab hatinya dicuri oleh rayu.

Sepasang kekasih yang gembira merayakan hari jadi.

Terkadang ketika kita menjadi semakin beruntung,

Tampak pria paruh baya mendekap hangat istrinya.

Atau seorang kakek memasangkan sepatu pada cinta akhir hayatnya.

Kemudian kita saling tatap, membaca pikiran masing masing, lalu senyum tersipu malu.
(Richard Stevanus Sitio)




5 komentar:

  1. duh chad bagus sekali pemilihan kata-katanya ~ dan ringan dibaca~

    BalasHapus
  2. Terima kasih cyn. oh iyah gimana sisi romantisme simpel yang mau kutunjukkan di puisi ini?

    BalasHapus
  3. Dapat sekali Chad~ dari awal udah keluar dan diperkuat oleh tiga kalimat terakhir. TOP dah~ menurut aku yaaaaaa (y)

    BalasHapus
  4. TOP nya kapital yah hihihihihi. Tetap baca puisi-puisi ku yah, ajakin teman-teman mu juga.

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.