Halo semua berhubung lagi mentok nih ide , jadi beberapa puisi berjalan lambat untuk diselesaikan, dan beberapa yang sudah jadi aku sertak...

Makan Sama Makan Biar Kumpul

 Halo semua berhubung lagi mentok nih ide , jadi beberapa puisi berjalan lambat untuk diselesaikan, dan beberapa yang sudah jadi aku sertakan di lomba, doain yah semoga menang puisiku. Sekarang aku mau sedikit cerita nih kisah-kisah saat makan di keluargaku ( tepatnya sih abang, aku, sama kedua adik laki-laki, si mama sama papa ga ikutan) yang buat kangen rumah :

1. Lauk

 Mama biasanya masak lauk siang sama malam untuk satu rumah itu sekalian. Jadi yah selalu diingatkan kalau makan lauknya itu diagak, jangan sampai siang banyak-banyak ambil lauk, malam cuma gigit-gigit jari. Tapi yah dasar kami berempat laki-laki perut gentong, jadi kalau ngambil lauk itu seenak udel, jadinya sering untuk makan malam, pasti ada aja korban yang ga kedapatan lauk dengan dalih “siapa suruh lama-lama makan.

 Buat yang ga kedapatan lauk malam, biasanya terpaksa masak telor sambil mukanya merengut. Nah karena makan telor sama nasi itu rasanya ga enak, maka biasanya mulailah kreatifitas untuk menambahkan bahan-bahan yang ada didapur. Nah nasib sial yang ga kedapatan lauk ga sampai di hanya memasak telor aja,, dirumah ada dikenal istilah pajak. Jadi masakan kreatifitas yang udah jadi itu mesti dibagi juga ke tiga saudara lainnya, minimal sesuap-sesuap.
 Sebenarnya bisa dibilang lauk yang dimasak si mama itu banyak, cumah yah karena anak-anaknya urusan makan galak, jadi pasti habis lauknya sampai kadang ada yang mesti masak telor. Ini penyebab kenapa lauknya bisa habis :

Porsi Yang Luar Biasa

 Bagi yang melihat porsi makan kami berempat pasti takjub dengan seberapa banyak nasi atau lauk yang ada dipiring. Itu juga belum cukup, biasanya setelah makan dengan porsi yang luar biasa, pasti ada ronde kedua alias nambah. Nah disini biasa si mama suka mengingatkan tadi porsinya kan udah banyak. Tapi ga anak laki-laki kalau ga punya segudang alasan. Alasan yang biasanya kami pakai “ lauknya masih sisa jadi nambah nasi” nah beberapa waktu kemudian nambah lagi, alasannya dirubah “sayang nasinya masih sisa jadi ngambil lauk.”

Tangan Gatal
                
 Untuk urusan ini biasanya kalau lauknya itu ukuran potongannya kecil-kecil dalam jumlah banyak. Karena kecil dan kelihatan banyak, tangan suka gatal, asal ke dapur pasti buka tudung saji habis itu nyomotin lauknya. Kalau nyomot sekali-sekali sih ga masalah, ini biasanya bisa berkali-kali atau bahkan lebih parahnya sering nyangkut di tudung saji saking enaknya nyomotin lauk, ga kerasa udah berkurang banyak aja lauknya.

2. Makan Wajib Ada Sambal

 Ini mutlak harus ada di dalam tudung saji. Kenapa? Karena sambal buatan mama itu enak banget, kelas lah pokoknya. Berlebihan? Teman-teman yang pernah main kerumahku pasti ketagihan sama sambal mama, jadi sering main kerumah demi nyicipi sambal buatan mama. Kalau ada acara dirumah, pasti di rikues biar sambal nya agak banyak. Kadang kalau aku bawa bekal ke sekolah, nah itu sambalnya kan di plastikin, wajib ada yang minta itu sambal. Karena mama tau , biasanya sambal di bekalku di buat banyak.

3. Saingan Untuk Mendapatkan Bagian Tertentu

 Ini terjadi ketika kita masih kecil kalau lauk dirumah ayam atau ikan. Untuk ayam biasanya yang menjadi perebutan itu bagian paha karena dagingnya empuk. Mama biasanya masak ayam itu satu ekor, jadi pahanya yah cuma dua. Makan siang biasanya selalu mencari potongan paha di tempat lauk, kalau ga ketemu pasti kecewa. Nah yang dapat potongan ayam biasanya pasti dengan sombong menceritakan kalau dia yang dapat bagian paha, biar bikin panas hati. Kalau misalnya makan bersama, selalu ada kata-kata keluar, “yang besar mengalah.” Jadi fix kedua paha ayam didapatkan sama kedua adikku, sampai disitu aja? Tidak dong, biasanya aku sama abangku suka malakin daging pahanya, biar ikut merasakan.

4. Selalu Cek Isi Piring Yang Lain

 Pagi hari pasti selalu ramai dirumah waktu masih sekolah semua. Ada yang susah bangun, ada yang mandinya lama kali, ada yang masih setengah sadar duduk dikursi eh tiba-tiba ketiduran dikursi. Mama tiap pagi kaya gasing lah jadinya, mutar-mutar bangunin yang belum bangun, goyang-goyang yang duduk dikursi supaya sadar sepenuhnya, masakin makanan buat sarapan kami berempat. Nah untuk sarapan, biasanya mama udah membagi kepiring untuk kami berempat dengan adil menurut versi si mama. Tapi tetap aja ada yang merasa ga adil (sebenarnya sih lebih ke rakus, mau dapat lebih banyak), biar banyak, isi piring yang lain dipajak satu-satu ke piringnya atau kalau ada bahan yang spesial dari masakan itu contohnya daging atau sosis dicomotin ke piringnya, biar ga ketahuan ditimbun di nasinya. Karena udah hari-hari selalu kayak gitu, buat yang baru bangun atau yang mandinya lama lihat udah ada yang makan , pasti selalu razia isi piringnya, sampai disuruh korek-korek bagian dalamnya manatau ada yang ditimbun. Pernah kejadian, aku makan nasi goreng tok, udah habis kena comot sosis sama dagingnya.

5. Makan Jangan Lama-Lama

 Kadang kita suka makan bersama, biar semua kumpul. Nah ini kejadiannya kalau si mama masak makanan yang sekali makan abis kaya mie goreng. Seperti biasa kalau masak, pasti porsinya dibuat banyak dan selalu ada sisa biar ada tambah. Tapi seperti biasa pula, karena ngambilnya suka-suka, porsi tambah yang seharusnya untuk empat orang, jadi tinggal untuk satu atau dua orang. Melihat keadaan seperti itu, biasanya abangku sama adik yang dibawahku makannya cepat-cepat. Berhubung aku sama adikku paling bungsu makannya lambat, yah selalu aja ga kebagian tambah. Gimana kalau ga ada tambahan? Maka kebiasaan pajak berlaku, yang udah habis duluan makanannya mendatangi yang belum habis untuk pajak dengan berkilah “Siapa suruh makan lama-lama, kena pajak lah.”

6 Tidak Ada Cerita Makan Sendiri-Sendiri

 Yupp ini udah jadi dasar kami berempat, mau makan apapun, baik Cuma jajanan gopean atau makananan yang dibeli dari luar semua mesti kedapatan. Mungkin bisa dibilang ini lah cikal bakal kebiasaan pajak di rumah. Bahkan kalau misalnya dapat makanan atau bingkisan gitu dari luar, sengaja ga dimakan di tempat tapi dibawa kerumah , nunggu semua kumpul baru makan sama-sama. Makanya kami berempat kompak walau udah  besar.

7. Hati-Hati Jari Kegigit

 Walau ada kebiasaan makan dibagi-bagi, tetap aja ada makanan yang ga rela dibagi banyak-banyak. Kalau udah gitu, biasanya pasti ditaruh jarinya diujung makanan sebagai batasan cuma sampai segini aja yang rela dibagi. Tapi buat yang dibagi karena merasa masa kecil kali dibaginya, timbul pemikiran picik untuk menggigit lebih panjang dari batasan, seringkali kalau ga berhasil yah pasti jari yang kena gigit.

8. Tiba-Tiba Lupa Ingatan

 Pokoknya ada aja yang membuat masalah kalau misalnya kami berkumpul dan makan. Biasanya ini kalau makanannya berupa cemilan yang ada potongan atau jumlahnya. Biasa diawal pasti dihitung itu potongannya ada 12, berarti masing-masing dapat 3. Tapi kenyataannya pasti ada yang makan lebih dan ada yang kurang. Kalau kejadian, baru deh pura-pura lupa, “eh  kukira udah pas yang kumakan” atau “kukira kau ga mau makan bagian ini.” Momen ini juga momen yang membahagiakan karena pasti dilakukan di sore hari, kumpul diteras rumah ditemani minuman dan obrolan hangat keluarga. Jadi rindu rumah deh ~

9. Satu Di Suapin Semua Ikutan

 Bisa dibilang sih ini sifat manja kami sebagai anak laki-laki ke mamanya Dengan banyak alasan pasti minta disuapin bahkan sampai sekarang.Pokoknya tinggal taruh nasi sama lauk ke piring terus disodorin ke mama minta disuapin pakai tangan. Nah begitu udah ada satu orang aja yang minta disuapin yaudah semua bakal ikutan duduk rapi di depan si mama biar disuapin. Jadi nanti mama bakal suapin satu persatu anak-anaknya. Kalau udah disuapin gini biasanya porsi makan kami yang naujubilah makin bertambah. Satu ricecooker itu bisa habis cuma buat kami berempat aja, pokoknya luar biasalah kalau udah makan disuapin. Si papa aja sampai geleng-geleng kepala lihat anak-anaknya kok pada minta disuapin bahkan sampai ada jargon "Suapin aja pakai sekop biar cepat habis nasi mereka." 

 Mungkin cuma segitu yang bisa kubagikan cerita tentang makan di keluargaku. Nanti kalau misalkan ingat cerita lainnya, akan ditambahin secepatnya. Terima kasih semuanya karena tetap setia membaca blogku. Nantikan tulisan-tulisanku selanjutnya. Oh iyah untuk semua, minta doa juga buat si mama yang saat ini sedang lemah karena sakit, semoga cepat pulih. (Richard Stevanus Sitio)


2 komentar:

  1. Salut dengan keluargamu Cad.. Dengan semangat kebersamaan, karena jarang sekali keluarga jaman sekarang masih mempertahankan tradisi makan bersama..

    BalasHapus
  2. Iyah, ini juga waktu SMP kami baru mulai makan bersama kalau memang semua lagi kumpul. Si mama yang mempelopori biar tetap bersama katanya.

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.